Thursday, February 6, 2014

Sinopsis Emergency Man and Woman Episode 3



Selamat Malam Semua... !! ^_^

Aku kali ini mau bagi2in Sinopsis Emergency Man And Woman Episode 3, pengen Posting cepet2, taunya internet dirumah lagi mati .'_'. Bagi yang udah penasaran langsung aja ya....

Sinopsis Emergency Man And Woman Episode 3


‘Cinta baginya.... memori yang ingin dia hilangkan dari ukiran.’


Semua orang berlarian ke arah Chang Min saat ia jatuh pingsan setelah terkena defibrilator. Sementara Jin Hee masih memegang alat defibrilator.

Dr. Gook: “Chang Min, Oh Chang Min !!”

Yong Gyu: “dia pasti Shock karena defibrillator. Bagaimana bisa kau melompat kesana? Apa yang harus kita lakukan?”

Dokter lain memanggil dokter Gook karena ada petugas yang terkena tembak di kaki.



Chang Min langsung dibawa ke ruang operasi dan segera mendapatkan CPR. Jin Hee sangat ketakutan dan gemetar saat mengobati Chang Min.

Dr. Gook: “berapa tinggi yang kau berikan?”
Jin Hee: “itu 800..”
Dr. Gook: “apa kau gila? Kau mau membunuh seseorang?”

Keadaan Chang Min semakin parah dan Dr. Gook menyuruh untuk cepat melakukan CPR. Jin Hee langsung menawarkan diri dan ia berusaha keras menolong Chang Min.



Dr. Ji Hyo menolong petugas yang terkena tembak, ia mencari Professor Ahn Young Pil yang bertugas malam ini. Ia marah karena dokter belum juga datang.

Ji Hyo: “tidak cukup banyak dokter di UGD pada malam itu. Bagaimana bisa dia meninggalkan rumah sakit?”

Sementara itu Jin Hee masih melakukan CPR meskipun ia terlihat sudah sangat lelah.
Perawat: “bukankah seharusnya orang lain yang mengambil alih? Dia mungkin akn pingsan jika terus seperti itu.”
Dr. Gook: “turunlah.. aku bilang turun. Berganti dengan yang lain Oh Jin Hee. Kau tidak mendengarku?”
Jin Hee turun dan bertukar posisi dengan Yong Gyu untuk memegang ambu.


Kondisi Chang Min tidak mengalami peningkatan, Jin Hee langsung melepas ambu dan melakukan CPR dari mulut ke mulut. Semua dokter terkejut dengan apa yang dilakukan Jin Hee. Jin Hee melakukannya berulang-ulang hingga detak jantung dan pernafasannya kembali normal. Dr. Gook kembali memeriksa detak jantungnya dan Tim 4 bisa bernafas lega karena Chang Min bisa selamat.

Perawat datang dan meminta Dr. Gook untuk datang keruangan pasien luka tembak karena direktur juga ada disana.


Professor AhnYoung Pil baru saja tiba setelah ditunggu lama.
Direktur: “Professor Ahn! Professor Shim Ji Hyo tidak bisa segera pergi setelah dia memulai disini!”
Ji Hyo: “luka telah di disterilisasi dan pendarahan sudah berhenti, tapi peluru harus dikeluarkan”
Dr. Ahn: “itu tidak ada disini. Aku sudah mencarinya, tapi tidak ada”
Direktur: “pelurunya tidak menembus, jadi bagaimana bisa kau tidak menemukannya?”
Dr. Ahn: “lalu kenapa kau tidak melakukannya sendiri?”
Direktur: “apa kau bilang??”
Dr. Ahn: “apa ini sesuatu yang bisa dilihat oleh semua orang?”
Dr. Ahn akan menghilangkan jaringan nekrosisnya dengan pisau bedah namun Dr. Gook mencegahnya. “lebih penting menemukan peluru didalam tubuh daripada menghilangkan jaringan nekrosis. Kita harus menemukannya dengan USG. Jika itu berpindah ke sirkulasi jantung atau paru-paru..”



Dr. Ahn marah karena diperintah. Ji Hyo: “jika kau tidak bisa melakukannya, haruskah aku melakukannya sendiri?”
Dr. Ahn akhirnya mengalah dan memeriksa pasien dengan USG. Diagnosa Dr. Gook terbukti tepat, ini kondisi yang berbahaya dan pasien harus labgsung melakukan operasi karena peluru masuk dalam pembuluh darah dan menuju ke jantung. Direktur memuji Dr. Gook dan keluar dari ruangan.
Dr. Ahn: “ aku mengerti. Itulah kenapa dia dipanggil iblis..”


Jin Hee masih dengan sabar menunggu Chang Min. Perawat meminta Jin Hee untuk tidak terlalu Khawatir dan akan segera sadar.

Jin Hee duduk di kursi dan terlihat kesal terhadap perbuatannya yang membahayakan nyawa Chang Min. Jin Hee memukul kepalanya berkali2.
Jin Hee: “ idiot.. Bodoh! Goblok! Totol! Idiot...”
Tiba-tiba saja Dr. Gook datang dan melihat tingkah Jin Hee.
Dr. Gook: “apa yang sedang kau lakukan? kenapa kau melompat? Dia datang padaku di pagi hari dan membuat alasan untuk memindahkanmu kedepartemen lain. Yang satu melompat untuk menolongnya, yang satunya berusaha untuk mengeluarkannya. Apakah ada sesuatu yang terjadi pada kalian berdua?”
Jin Hee: “aku tidak yakin...”



Perawat memanggil Dr. Gook karena ada respon dari Chang Min. Jin Hee tersenyum kecil.
Chang Min: “apa.. bukankah aku mati? Aku pikir aku tertembak..”
Dr. Gook: ”kau tidak tertembak. Kau kehilangan kesadaran karena defibrillator”
Yong Gyu: “itu terjadi saat Dr. Oh Jin Hee mencoba untuk menolongmu.”
Chang Min kaget dan menaikkan kepalanya sedikit untuk melihat Jin Hee yang memalingkan wajahnya.”
Perawat lain datang dan mengatakan jika pemabuk baru saja bangun dan dibawa pergi. Pasien lain akan datang 5 menit lagi dan Chang Min hrus segera dipindahkan.



Chang Min dipindahkan diluar ruangan diantar oleh rekan timnya.
Young Ae: “ngomong2 Dr. Oh Jin Hee luar biasa. Bagaimana bisa dia melompat pada saat itu?” yang lain membenarkan. Chang Min mulai ingat kejadian saat ia hendak ditembak. Jin Hee datang dari belakang dan menempalkan defibrillator kebadan pemabuk dan Chang Min ikut terkena.
Chang Min: “Aish... beruang bodoh itu..”. yang lain kaget karena Chang Min mengumpat. Sang Hyuk: “apa kau membicarakanmu?”
Chang Min meminta segelas air pada Ah Reum dan menyuruh teman2nya yang lain untuk kembali kepekerjaannya masing2..”

Setelah semua temannya pergi, seseorang datang dan Chang Min mengira itu adalah Ah Reum. Chang Min kaget sekaligus marah saat mengetahui Jin Hee lah yang datang.



Chang Min melepas infusnya dan membawa Jin Hee berbicara disebuah ruangan.
Chang Min :” kau.. apa kau tidak tahu defibrillator bisa membunuh seseorang? Kenapa kau melakukan ini padaku? Kenapa kau tiba2 muncculdan berusaha untuk membunuhku? Akankah kau berhenti jika seseorang benar2 mati?”
Jin Hee: “aku hanya mencoba menolongmu.”

Chang Min: “sIapa yang menolong siapa? Daripada mati karena sengatan listrik darimu, aku lebih baik mati tertembak karena bajingan itu, kau tahu??”
Jin Hee: “Hey! Aku tidak berharap mendengar ‘terima kasih’, tapi ini terlalu berlebihan. Aku harus berusaha keras untuk menolongum. Dan sekarang apa ini?”
Chang Min: “menolongku? Kau membunuhku dengan defibrillator, dan kau bilang kau mencoba menolongku?”
Jin Hee: “kau seharusnya mati tertembak saja. Aku lah yang gila!”



Chang Min: “apa? Kenapa kau melompat? Kau siapa? Kenapa kau melompat? Hanya karena kau memakai jas entah bagaimana, kau berpikir dirimu sangat tinggi? Jika kau seorang dokter, lalat akan menjadi burung. Kau mengerti?”
Jin Hee: “lalu bagaimana denganmu? Apa yang lebih baik padamu daripada aku yang menjadikanmu dokter? Kita berdua sekarang intern.”
Chang Min: “kita berada pada kelas yang berbeda!” Jin Hee mengatai Chang Min kasar tanpa sopan santun. Dan Chang Min membalas bahwa Jin Hee masih tetap bodoh.
Chang Min: “dan tidak mengerti juga. Tidak bisakah kau melihat semua rekan kita tidak nyaman karenamu? Kau masih ingin tetap disini? Sopanlah sedikit.”

Pasangan suami istri Sang Hyuk dan Young Ae datang dengan bemesraan. Chang Min yang Moodnya lagi buruk memarahi mereka. “aku tahu kalian berdua baru saja menikah, tapi ini bukan kamar tidur kalian. Ini adalah UGD rumah sakit dimana kau harus berada di kakimu setiap saat!! Minggir!!!”


Chang Min kembali ketempat rehatnya. Ia mengatakan akan segera mati. Yong Gyu: “kenapa kau akan mati? Wanita tua itu berusaha keras untuk menyelamatkanmu. Dia itu bodoh atau pemberani? Apa mungkin wanita tua itu menyukaimu?” Chang Min kaget dan langsung menyemburkan minuman yang ia minum ke wajah Yong Gyu.

Chang Min: “Hey, hey, hey! Berhenti mengatakan hal yang tidak masuk akal.”
Yong Gyu: “jika tidak, bagaimana bisa dia melompat seperti itu? Kau tidak memikirkannya? Selain itu, apa kau tahu bagaimana fokusnya dia saat memberikan CPR padamu? Dia berkeringat dan.. ketua memberitahunya untuk bergantian dengan yang lain. Tapi dia tetap melakukannya, dan..” Yong Gyu memperagakan CPR mulut ke mulut.
Chang Min: “dia bahkan melakukannya dari mulut kemulut?” Yong Gyu membenarkan dan itulah yang dapat membuat Chang Min bernafas kembali. Chang Min merasa agak bersalah pada Jin Hee.


Petugas keamanan datang kerumah Jin Hee dan menyita alat kesehatan ilegal yang baru dibeli Ibu Jin Hee dari temannya. Petugas meminta izin pengobatan untuk memperbolehkan Ibu Jin Hee memiliki alat itu.
Jin Hee baru saja datang dan Ibunya langsung mengambil surat izin dokter lalu memamerkannya kesemua orang.
Ibu Jin Hee dan temannya memijat Jin Hee dengan batu terapi, namun Jin Hee tidak merasa nyaman dan merasa kesakitan.
Ahjumma: “kita seperti ini sekarang, tapi aku harap kita membuka sebuah klinik dermatologi besar di Gangnam denganmu..”
Ibu Jin Hee: “kita akan melakukan dermatologi, operasi plastik dan kebidanan bersama2, jadi jangan khawatir.”



Jin Hee: “Ibu.. aku hanya bisa melakukan satu. Itu berbeda sesuai dengan spesialisasi. Haruskah aku berhenti jadi dokter dan menjalankan bisnis memakai peralatan yang tadi? Bahkan jika aku berhenti sekarang, aku masih memiliki surat izin pengobatan.”
Ibu Jin Hee: “beraninya kau berkata seperti itu! Setelah kau bercerai, ujian gagal dua kali dan empat tahun sekolah kedokteran, kau menghabiskan enam tahun sebagai mahasiswa! Bagaimana bisa kau.. aku menjadikanmu dokter. Aku sudah melakukan semuanya selama 6 tahun ini. Menjual asuransi, menjual penyaring air, menjual tikar pemanas, untuk mendapatkan spa ini.. apa yang kau pikirkan?”
Jin Hee beranjak pergi, namun Ibunya meminta tagihan atas pijatannya. Terlebih karena Jin Hee adalah dokter jadi bayarannya VIP.


Jin Hee masuk ke kamar dan merebahkan dirinya. Ia masih teringat saat ia ingin menyelamatkan petugas dan Chang Min mencegahnya. Dan karena itulah Chang Min hampir tertembak.
Jin Hee: “kenapa.. kenapa aku?? Dia melakukannya juga! Apa? Dia lebih baik mati kena tembak? Baiklah, mati! Mati! Dasar bajingan... bajingan paling kasar di bumi ini, kau orang bodoh!”. Jin Hee ngomel2 sambil teriak2 saking kesalnya.


Dr. Ji Hyo baru datang dan langsung dihampiri Jin Hee. Ia menyerahkan hasil tes dari Dr. Min Ki.
Ji Hyo: “Kau adalah batu besar yang ketua Gook bicarakan itu kan? Kau tahu aku pulang terlambat, terimakasih padamu..”
Jin Hee meminta maaf. Ji Hyo menanyakan hasil tesnya.
Jin Hee: “ada banyak sel darah merah ditemukan dalam tes air seni. Tapi hanya ada dua, tiga sel darah putih yang terlihat di mikroskop. Tingkat nitrogen urea darah (BUN) dan kreatin normal, tapi..”
Ji Hyo: “cukup.. lalu apa yang akan kau katakan dari diagnosis berbeda pada pasien ini? Apakah mengingat hasil pemeriksaan adalah pekerjaan dokter?”
Jin Hee: “tidak. Dia mengalami penurunan berat badan dan hematocele tapi dia tidak merasakan sakit. Itu kanker.. tumor pada ginjal, kanker kandung kemih, kanker prostat”
Ji Hyo: “aku akan tetap megawasimu..” Dr. Ji Hyo pergi dan Jin Hee baru bisa bernafas lega.


Chang Min mengambil minuman dan sesaat kemudian ia melihan Jin Hee. Karena merasa menyesal atas apa yang ia ucapkan kemarin, Chang Min mengambil satu minuman lagi untuk Jin Hee.
Saat Jin Hee berbalik mereka sama2 terkejut. Jin Hee: “kenapa? Kenapa?? Apalagi sekarang??”
Chang Min menyembunyikan minumannya dibelakang: “ apa yang aku lakukan? Pergilah !”
Jin Hee pergi dan Yong Gyu datang mengambil minuman ditangan Chang Min.



Jin Hee dan Ah Reum menutup luka pasien dengan perban. Ah Reum memuji badan Pria itu yang bagus dan menyarankannya untuk tidak bekerja terlalu berat. Pria itu juga memuji Ah Reum yang sangat cantik dan mengiranya seorang model. Pria itu meminta nomer Ah Reum, namun Ah Reum berkata ia sudah menikah. Jin Hee melongo mendengarnya.”
Jin Hee dan Ah Reum pergi setelah merawat pasien. Jin Hee: “apa kau sudah menikah?”
Ah Reum: “ belum.. tidak ada alasan yang lebih baik untuk berkata tidak daripada ‘diambil’. aku pikir kau tidak pernah memberikan nomormu pada orang2, karena kau tidak tahu apa yang sedang terjadi.”
Perawat datang dan meminta salah satu diantara mereka untuk merawat pasien yang kena tabrak.



Jin Hee datang ke pasien kena tabrak dan menggantikan Dr. Kim Min Ki. Jin Hee baru saja akan menjahit luka namun pasien itu memberontak dan mendorong Jin Hee. Chang Min melihat dari kejauhan dan tidak tinggal diam. Ia menghampiri pasien dan menghalanginya. Pasien kembali sakit kepala dan kehilangan kesadaran.
Chang Min: “apa yang Dr. Kim Min Ki beritahu padamu?”
Jin Hee: “periksa kepalanya dengan CT scan dan cek tekanan darahnya.” Chang Min memeriksa kepala pasien dan ada luka kecil disana juga tulang belakang yang rusak.
Chang Min: “itu seperti pendarahan intra serebral (PIS). Di bertingkah seperti ini karena syaraf kranialnya rusak.”


Pasien dipindahkan di ruang IGD dan Dr. Gook datang untuk memeriksa. Chang Min memberitahukan diagnosnya pada Dr. Gook dan Dr. Min Ki datang.
Dr. Gook: “apa kau memeriksa pasien secara menyeluruh? Apa kau tahu tentang kerusakan tulang punggung? Dia pasienmu. Bagaimana bisa kau tidak tahu daripada intern??” Dr. Min Ki hanya diam mendapat ceramah dari Dr. Gook.
Tim 4 kembali menggosipkan Chang Min yang berada di level yang berbeda dan mempermalukan Dr. Kim Min Ki.
Ah Reum: “dia terlihat keren. Dia memiliki talenta. Chang Min keren, dan ketua Gook juga keren. Siapa yang seharusnya aku pilih?”
Perawat mengajak mereka untuk makan dan tiba2 sirene uji coba alarm berbunyi keras dan mengagetkan mereka.



Chang Min pergi untuk kencan buta yang sudah direncanakan ibunya disaat jam makan siang. Chang Min mengeluh pada ibunya di telpon.
Ny. Sung: “jangan khawatir, aku akan membersihkan masa lalumu dan memberimu lembaran yang baru. Kau adalah bujangan yang tidak pernah menikah ataupun bercerai. Mengerti?”
Chang Min geleng2 dan berkata iya2 pada ibunya.
Chang Min sampai di tempat janjian dan meminta maaf karena telat. Wanita itu berbalik dan Chang Min agak terkejut dengan wujud rupa putri mentri ini.


Di Ruang makan RS semua Tim 4 selain Jin Hee makan bersama. Ah Reum menghampiri Jin Hee dan kembali merendahkannya.
Ah Reum: “kau seperti selalu makan sendirian, ngomong2 apa kau benar2 33?”
Jin Hee: “iya. Kenapa? Kau ingin tahu kenapa aku ada disini pada umur segini?”
Ah Reum: “kau benar2 aneh. Aku hanya bertanya karena kau terlihat lebih muda dari umurmu.” Jin Hee sangat kesal mendengarnya. “apa kau melihat Chang Min?”
Jin Hee: “Dr. Han.. kita berada di rumah sakit. Tidakkah kau tahu kita harus memanggil nama keluarga diantara rekan kerja? Kau seharusnya memanggilnya Dr. Oh, bukan Chang Min.”
Ah Reum: “tapi Chang Min namanya juga. Dan Chang Min bilang dia lebih suka dipanggil Chang Min”


Jin Hee: “Berapa umurmu?”
Ah Reum: “aku 26 tahun di usia korea.”
Jin Hee: “di korea,jika perbedaan usia lebih dari 5 tahun, orang2 tidak saling memanggil dengan nama pertama”
Ah Reum mengambil kain perban yang tertempel di baju Jin Hee dan menunjukkannya. “tidak ada make up di wajah dengan rambut yang tidak rapi, dan perban diatas itu. Bahkan jika kau tidak mencoba untuk terlihat seperti itu, setiap orang tahu bahwa intern itu sibuk. Kau membuatnya terlalu jelas.”
Jin Hee: “apa kau bilang bahwa aku seperti ini agar terlihat sibuk??”
Ah Reum: “jika tidak, lupakan saja. Tapi jika kau tidak berpura2, itu berarti kau tidak bisa mengurus dirumu sendiri, atau kau punya masalah mental? Chang Min mengatakan padaku untuk tidak bicara denganmu. Tapi aku ingin makan denganmu karena aku penasran orang seperti apa dirimu itu. Tapi semua itu tidak sesuai.”
Jin Hee sangat kesal mendengar perkataan Ah Reum dan mengumpat dengan pelan.

sementara itu Chang Min masih kencan buta dengan putri Menteri. Puteri Menteri mengajak Chang Min untuk melihat-lihat galeri lukisan. Ia meminta tanggapan Chang Min tentang gambar2 yang ada disana.
Di RS
Jin Hee dan Ah Reum baru menyelesaikan makan mereka dan Tim 4 yang lain datang sambil berlarian. Mereka menaruh piring2 kotor dan menyuruh Jin Hee dan Ah Reum untuk menghadap Dr.Gook karena ada kondisi darurat.



Di subuah rumah Makan
Chang Min ingin pergi namun, Puteri Menteri tiba2 melihat kearah meja lain dan menyiram air ke wajah laki2 yang duduk disana. Laki2 itu adalah teman kencannya sebelum Chang Min.
Ahjusshi: “hey, kau seharusnya berterimakasih padaku yang bahkan mau makan dengan gadis sepertimu. Bagaimana mungkin kau pergi kencan buta dengan wajah seperti itu?” Chang Min membela putri menteri itu.
Chang Min: “maaf, tidakkah kau terlalu kasar?”
Ahjusshi: “kau siapa? Kau terlihat normal, apa kau ingin bertemu wanita yang terlihat seperti ini?”
Chang Min: “semua wnita tidak bisa menjadi Kim Tae Hee atau Jeon Ji Hyun. Jika mereka tidak terlihat seperti Jeon Ji Hyun atau Kim Tae Hee, apa mereka tidak boleh pergi kencan buta? Minta maaf padanya sekarang.”
Dan jelas saja Putri menteri sangat terpesona pada Chang Min yang membelanya.



Tim 4 berlari ke ruang IGD. Sebelum masuk Yong Gyu mengatakan jika Chang Min tidak ada karena sedang kencan buta. Dr.Gook bertanya tentang Chang Min dan Jin Hee berkata kalau ia sedang berada di Toilet.
Dr. Gook: “Kau harus mengobati pasien dalam waktu 30 menit.bekerjalah dalam tim 2 orang. Pasien akan mati setelah 30 menit. Jika pasien mati, kau akan mati juga. Mengerti?”
Tim 4 langsung bertukar posisi untuk mencari pasangan Tim. Yong Gyu dengan Ah Reum, Young Ae dengan Sang Hyuk. Dan Jin Hee lah yang tidak mendapatkan pasangan. Dr. Gook melihat kearah Jin Hee dan Jin Hee beralasan jika Chang Min akan segera tiba sebentar lagi.


Pasangan Tim2 ini mulai melakukan operasi mereka masing2 dengan diawasi Dr. Gook. Sementara Jin Hee berada diruang lain dan harus menyiapkan semua peralatan sendiri.
Wanita yang kencan buta dengan Chang Min mengaku jika ia bukan  Puteri Mentri. Ia dan Puteri Mentri hanya teman dekat saat SMP. Wanita itu menyatakan perasaannya kepada Chang Min meskipun itu pertama kalinya mereka bertemu.
Chang Min: “apa yang kau katakan adalah.. bahwa dia mengirimmu hanya untuk menghabiskan waktu?”


Di RS Jin Hee masih kewalahan karena harus mengoperasi pasien (buatan) sendirian. Ia mengusap darahnya namun darah itu terus keluar dan Jin Hee semakin jengkel karena tidak ada yang menolongnya. Akhirnya Jin Hee menelpon Chang Min. “apa yang kau lakukan? Apa kau gila? Kenapa kau belum kembali?”
Chang Min: “mau aku gila tau tidak, kenapa aku harus mendengar omelanmu darimu?”
Jin Hee: “apa? Omelan? Ketua Gook memnggil kita untuk kasus darurat mengobati pembengkakan dalam tim berdua. Waktu kita tinggal 10 menit. Jika kau tidak kembali segera, aku akan menanganinya dan membuat laporanku sendiri.”
Chang Min: “hey, hey! Tunggu! Siapa kau mencoba untuk mengturku.. aku hampir sampai. Jalan macet. Tunggu sebentar lagi.”
Jin Hee: “kenapa harus aku? Kenapa harus aku menunggu pecundang menyedihkan yang pergi kencan buta selama jam makan siang? Berjalanlah dengan benar atau urus dirimu sendiri. Aku tutup !”. tanpa Jin Hee sadari Dr. Gook mendengar itu dari depan pintu.



Chang Min baru saja tiba dan berlari menggunakan jas dokternya.
Jin Hee masih mengoperasi pasiennya dan tiba2 darah mengucur, itu adalah waktu kematien pasien karena 30 menit sudah habis. Perawat menutup jenazah pasien dengan kain dan Dr. Gook meminta Jin Hee untuk mengumumkan waktu kematiannya.

Chang Min masih berlari mencari ruang Jin Hee. Sementara Jin Hee tetap diam di ruang pasiennya dan mencoba untuk menyelesaikan operasinya.
Chang Min tiba di Ruang operasi Jin Hee namun ia tidak melihat siapapun disana.


Jin Hee ternyata membawa pasien itu ke ruang Dr. Gook. Ia meyakinkan diri dan hendak masuk keruangan. Disaat yang sama Dr. Gook baru saja membuka pintu untuk keluar dan mereka saling tabrak. Dr. Gook merangkul Jin Hee agar ia tidak terjatuh. Chang Min kaget melihat itu dari jauh. Dr. Gook juga melihat Chang Min. “Oh Chang Min! Darimana saja kau? Apa kau akan menempatkan namamu dipekerjaan yang sudah diselesaikan orang lain?”
Chang Min: “aku tidak bermaksud seperti itu.”
Dr. Gook: “ apa maksudmu tidak? Bagaimana bisa seorang intern pergi keluar selama jam makan siang? Jika kau ketahuan sekali lagi. Kau akan langsung dikeluarkan. Apa kau mengerti?” Dr. Gook hendak beranjak pergi namun Jin Hee menahannya.
Jin Hee: “aku menangani pasien. Aku menjahitnya lagi. Tolong lihat lagi.”



Ah Reum menelpon temannya yang kencan buta dengan Chang Min. Ah Reum lah yang sebenarnya putri Mentri. Temannya benar2 telah jatuh hati pada Chang Min dan berkata jika Chang Min juga intern di RS Ah Reum. Ah Reum terkejut saat mendengar nama Oh Chang Min.
Chang Min dan Jin Hee berjalan bersama di Koridor. Chang Min menawarkan bantuannya untuk mengangkat paien yang sedang dibawa Jin Hee. Jin Hee melempar pasien itu pada Chang Min dan memulai omelannya lagi.



Jin Hee: “pergi kencan buta tidak masalah.. tapi lakukan pekerjaanmu. Jangan menyebabkan masalah pada orang lain. Bukankah itu yang kau katkan padaku?”
Chang Min: “apa kau.. seperti ini karena aku pergi kencan buta?”
Jin Hee: “tim lain melakukannya dengan baik, tapi ini terjadi karena aku melakukannya sendirian.”
Chang Min: “apakah itu sebabnya kau bersandar padanya? Maksudku tadi. Kau bahkan tidak menyadari pintu itu terbuka dan berada di pelukannya.”
Jin Hee: “apa maksudmu? Pelukan siapa? Siapa yang berada di pelukan siapa?”
Chang Min: “wanita tua sepertimu mencoba menggunakan fisiknya. Aku yakin kau akan dapat nilai tinggi karena taktik itu. Dadamu pasti menyentuhnya. Dada ratamu..” Jin Hee kaget mendengarnya dan menutup dadanya dengan tangan. Ia mengatai Chang Miin memiliki pikiran yang kotor.


Jin Hee berada diruangannya dan teringat perkataan Chang Min tentang dadanya. Jin Hee melihat kearah dadanya dan memastikan jika dadanya tidak menyentuh ketua Gook.
Chang Min baru saja pindah ke apartemen dekat RS dan disana sudah ada ibunya yang mengatur tata ruang. Ny. Sung bertanya tentang kencan buta anaknya dengan anak mentri namun Chang Min enggan membahas karena putri menteri telah membodohinya.



Ny. Sung datang ke pertemuan keluarga dan marah2 pada mereka yang santai minum2 sementara Chang Min-nya harus berlarian dirumah sakit. Bibi Chang Min mengabarkan berita besar karena Putri Mentri ternyata adalah seorang Dokter juga. Itulah hal yang diharapkan oleh Ny.Sung untuk mendapatkan menantu seorang dokter.
Di RS, Ah Reum sedang merawat pasien dan Yong Gyu terpesona melihatnya dari kejauhan. Chang Min datang dan menyuruh Yong Gyu untuk mengutarakan perasaannya pada Ah Reum. Setelah Yong Gyu beralih,  Chang Min melihat Jin Hee yang juga sedang merawat pasien dan berpaling. Perawat memanggil Dr. Oh dan mereka berdua sama2 menoleh.
Perawat: “ ketua Gook mencarimu, aku tidak yakin.. dia hanya bilang Dr. Oh”



Dr. Gook sedang menangani pasien yang terkena kanker kerongkongan namun terlambat untuk berobat. Chang Min dan Jin Hee datang dan ketua Gook menyuruh mereka untuk membawa pasien keruang ICU.

Chang Min, Jin Hee dan seorang perawat masuk kedalam lift dan mereka saling memandang kesal. Tiba2 saja lift berhenti karena ada alarm darurat dan keadaan pasien semakin memburuk, pasien mengeluarkan darah dari mulutnya. Chang Min memeriksa pasien itu dan ia berkata tidak dapat mendengar nafasnya.



Jin Hee meminta penghisap pada perawat, namun disana tidak ada peralatan medis. Perawat menemukan satu kotak alat bedah dan memberikannya pada Chang Min. Chang Min memasukkan alat itu kemulut pasien, namun pasien terus saja mengeluarkan darah dari mulutnya.
Jin Hee panik dan lanbgsung menelpon ketua Gook. Ketua Gook meminta Jin Hee untuk tetap tenang karena mereka akan segera tiba disana.



Dr. Gook meminta Chang Min untuk melakukan Trakeostomi pada pasien. Chang Min tentu saja tidak berani, Dr. Gook memintanya untuk melakukan video call. Chang Min memberikan ponsel itu pada Jin Hee, namun Jin Hee menjatuhkan ponsel itu dan mati.
Chang Min menerima pisau bedah dari perawat dan memegangnya dengan tangan gemetar. Jin Hee: “apa kau pernah melakukannya?”
Chang Min: “tidak, aku hanya melihatnya sekali saat aku berada di sekolah kedokteran. Lalu bagaimana dengan mu? Apa kau pernah?tentu saja kau belum pernah”


Jin Hee: “itu benar. Jadi apapun yang terjadi, kau harus melakukannya. Jika tidak pasien ini akan mati.”
Chang Min menguatkan diri dan mencari daerah untuk melakukan sayatan. Tangannya begitu gemetaran dan Jin Hee menenangkan Chang Min dengan memegang tangannya.


Sekian Sinopsis Dari Saya..

Selamat Malam semua.. !!! ^_^




No comments:

Post a Comment